Nikah Kontan Tanpa Riba, Bisa Gak Ya?
|
Sebelumnya, saya telah menuliskan bagaimana masa-masa awal saya dan Mas Kamekameha ingin menikah. Baru ingin lho, tapi ujiannya udah segambreng hahaha :D
Baca juga :
Pintu Rezeki Itu Bernama.. Orang Tua
"Neng, aku gak akan menunda-nunda untuk melamar kamu. InsyaAlloh
secepatnya kita akan menikah. Aku bakal terus berusaha" ucap Mas
Kamekameha.
Saya berusaha menganggap ucapan tersebut adalah penyemangat, meskipun
berat rasanya. Bayangan hari pernikahan saya masih kabur bagi saya.
Mas Kamekameha tidak menggurui saya, namun ia sendiri mencontohkan
bagaimana ia memperbaiki kualitas dirinya. Bagaimana keinginannya yang begitu
kuat untuk memperbaiki rumah kedua orang tuanya sembari terus meminta restu
tiada henti agar ia bisa segera menikah.
Saya pun mengikutinya, berusaha memperbaiki hubungan dengan kedua orang
tua meskipun mereka terpisah. Alhamdulillah, Alloh bukakan satu-per-satu pintu
rezeki.
Mulai dari saya diterima di sebuah perusahaan yang saya impikan,
Nutrifood.
Mas mendapat promosi jabatan di kantornya.
... dan tanpa diduga kami membuka usaha percetakan undangan. Usaha yang tidak
disangka-sangka, hanya bermula dari keisengan saya memfoto sampel-sampel
undangan dan mengunggahnya di blog juga Facebook, justru kini banyak dicari
orang.
Kami selesaikan kebutuhan kami satu-per-satu. Kondisi keuangan saya pun
bisa kembali stabil setelah insiden runtuhnya tembok rumah hehehe :D
Alhamdulillah, pertengahan tahun 2015 rumah saya sudah rapih, disusul
rumah Mas Kamekameha. Kami pun mulai menabung untuk rencana hari bahagia kami.
Semula kami berencana menikah pada tahun 2017, lalu rencana kami maju menjadi
pertengahan 2016. Namun Subhanalloh, justru kami diberikan rezeki untuk bisa
menikah dan menyelenggarakan resepsi pada 30 Januari 2016.
Mengapa semakin maju?
Jawabannya, karena Alloh yang berkehendak :)
Rezeki Tidak Hanya Dicari
Meskipun Mas Kamekameha belum sempat mengeyam pendidikan tinggi, namun
saya banyak sekali belajar darinya. Ia selalu bilang "Rezeki tidak
hanya dicari, tetapi diimani. Yakin Alloh sudah merencanakan rezeki yang cukup
untuk kita. Cukup ya neng, bukan berlebih"
Keyakinannya dalam rezeki juga membuatnya berhati-hati dalam bekerja.
Jika ada tawaran order yang dikhawatirkan tidak jelas uangnya, atau
mencantumkan do'a-do'a yang tidak shahih (seperti doa pernikahan yang ada kata
'terseraknya' itu lho), dia tidak mau!
"Jangan pikirkan untung saat ini, tapi membahayakan aqidah kita,
bahkan iman kita"
"Beneran mas, ini ditolak? Tapi dia ordernya banyak lho, sayang
kan..." --> Widy matre hahaha :D
"Aku lebih takut Alloh menguji kita dan kita goyah gara-gara uang.
Insya Alloh ada orderan lagi habis ini"
Begitulah Mas Kamekameha, ia selalu yakin Alloh berikan rezeki. Kita
bisa saja punya hitung-hitungan bisnis atau uang sendiri, tetapi Alloh punya
hitungan langit. Hitungan yang gak kita mengerti. Hitungan yang 10 - 1 = 17
atau tak terhingga dengan sedekah.
Saat Rezeki Mulai Terkumpul, Masih Saja Ada Godaan
Uang sudah mulai terkumpul, apakah semuanya mulus kembali? Tidak 100%
Syaitan ternyata selalu hobi gangguin iman manusia. Hehehehe....
Note this :Sebanyak apapun uang yang bisa kamu kumpulkan untuk pernikahan kamu pasti akan selalu merasa kurang atau takut kekurangan.
Segini cukup gak ya, buat catering? Duh, takut kurang nih kalau banyak
yang dateng gimana?
Nanti ada biaya gini-gini gimana? Masih cukup gak ya tabungannya?
Gitu aja terus.
Selalu ada rasa ketakutan kalau uang tabungan kita bakal kurang.
Memang benar sih, pernikahan itu banyak biaya gak terduganya.
Huehehehe... Sebelum nikah aja banyak, apalagi pas acara.
Sempat terpikir apakah kita pinjam dulu ya dari Bank? Atau gadaikan
sesuatu dulu? Atau jual sesuatu dulu? Semuanya ingin dilakukan supaya kita
merasa tabungan kita cukup aman.
"Yakin mau pinjam ke bank? Masa' mau nikah pakai riba sih,
neng?"
merinding baca awal2 paragrafnya Mak Widyyy... Top markotop juga si mamase *jempooll
ReplyDelete