Selamat pagi, teman-teman.. Sambil menunggu kuliah Brand Management, saya akan tulis pengalaman kemarin sore yang super-ajaib!
12 Desember lalu saya menerima SMS dari Mya (Mahasiswa PGSD Unisma), dia bilang ada Lomba Menulis Surat Cinta untuk Ibu. Lomba itu diadakan LDK (Lembaga Dakwah Kampus) dalam rangka peringatan Hari Ibu tahun ini. Mumpung akhir pekan kemarin ada waktu luang, saya pun menulis suratnya. Niatnya iseng aja, sih.. Gak ada niat untuk jadi yang terbaik di kompetisi itu. Saya mengirimkan naskah dengan tenang dan kalem. Tetap pakai bismillah, sih.. Hehehe...
Keajaiban pun kembali datang. (19/12) kemarin saya menerima SMS :
Assalamu'alaikum.
Kami dari panitia Lomba Surat Cinta untuk Ibu, mengundang Widya Darma untuk hadir tepat waktu pada acara seminar Hari Ibu besok jam 13.00 di C-102. Terima kasih.
Tanggal 20 Desember pun tiba. Suasana kampus mendung-mendung gerimis. Saya makan ketoprak ditemani Dela & Ayu yang asyik makan nasi padang. Seperti siang biasanya, kami makan dan ngobrol sambil ketawa-ketiwi. Kadang curhat, kadang sih... Hahaha.. Setelah makan, saya hampir lupa ada acara seminar LDK.
"Woi, temenin gue dong ke C-102. Ada seminar, nih.. Gue diundang. Lo pada dateng aja, lumayan dapet snack" ajak saya.
"Yah... Teh! Kita kan udah pada makan siang. Kalau seminarnya jam 11 lumayan tuh, bisa buat pengganti makan siang" kata Dela. Kalau saya jadi Dela sih, gak akan mempan makan snack untuk ganti makan siang,
Setelah dibujuk, akhirnya mereka mau menemani saya ke ruang seminar di Fakultas Pertanian C-102. Waktu menunjukkan pukul 14.00, pertanda 20 menit lagi kelas penulisan humas (PR Writing) akan dimulai. Saya masih berhutang tugas naskah pidato, rilis, dan artikel laporan utama untuk in house magazine. Saat itu saya baru mengerjakan naskah pidatonya, tugas yang lainnya belum. Ugh! Mungkin ini pertanda saya harus kabur dari kelas penulisan humas. Hahaha... Gak papa kan, bandel sekali-sekali.
Ayu yang menemani saya pun akhirnya memutuskan untuk masuk ke kelas pada pukul 15.00. Saya masih duduk manis di ruang seminar, menunggu acara selesai. Gak enak kan, sudah diundang baik-baik tetapi kita kabur begitu saja. Amanah woi, amanah... begitu jeritan hati saya (lebay!). Padahal memang ingin kabur aja, sih!
Acara seminar selesai, saatnya pengumuman pemenang lomba. Nama saya pun akhirnya dipanggil untuk Juara ke-2. Senyum dan cengengesan saya sukses menghiasi wajah. Rada ajaib sih, kok saya yang menang?
"Kak Sari, ada berapa jumlah peserta lombanya?" tanya saya kepada Kak Sari, Ketua Keputrian LDK Unisma.
"50 lebih, dek.. " jawab Kak Sari.
Wahahahaaha, 50 peserta dan saya sendiri pun gak masuk tigas terbaik! Kalau teman-teman mau membaca suratnya, silakan klik di sini.
Acara pun selesai pukul 16.00 dan saya cuek masuk ke kelas dengan cengengesan membawa bunga mawar, sertifikat, dan sebuah kotak kado. Bukannya diomelin dosen, saya malah diberi selamat dan mengikuti kuliah dengan normal tanpa rasa bersalah. Hehehe...
Isi surat saya gak romantis. Saya memang bukan orang puitis (gombal mungkin). Satu hal yang saya tangkap dan nikmati dalam momen ini adalah, menjadi diri saya sendiri. Saya menulis dengan gaya bahasa yang okem dan ceplas-ceplos. Berjumpa dengan berbagai macam manusia mungkin membuat kita ingin menjadi seperti ini, dan ingin menjadi seperti itu. Bersyukur sekali masih ada orang yang menghargai kreatifitas dan imajinasi liar saya, padahal lomba ini diadakan oleh sebuah lembaga dakwah kampus. Mungkin harusnya saya gak memenangkan lomba ini, karena isi surat saya gak ada dakwahnya. Hehehe..
Kita bisa bohongin banyak orang, tapi jangan sampai kita bohongin diri sendiri. Biarkan dia menari dan bergerak bebas sesuai apa yang dia inginkan. Be happy, be your self, and you will have no regret ;)
No comments :
Post a Comment