Receh, oh receh... |
Saya juga punya kebiasaan mengumpulkan uang receh di celengan. Kalau malam saya bongkar-bongkar tas dan menemukan uang logam, saya langsung masukkan celengan. Lumayan deh, kalau sudah hampir penuh, ditukar bisa sampai 20 atau 30 ribu. Bisa creambath atau facial kan? Hahaha... Biasanya minimarket mau menerima uang receh tukaran.
Sebel sih, kadang kebiasaan saya detil sama logaman itu malah bikin saya dikatain pelit lah, perhitungan banget lah.. Kesannya saya jahat gitu, hiks... Mungkin teman-teman ada juga kah yang mendapat prasangka buruk seperti saya?
Balik lagi ke uang receh, tadi siang teman Facebook saya, Dasrizal, pasang status seperti ini :
Status Dasrizal (21/9) pagi |
... dan malamnya barusan saya ngalamin kejadian ini.
Sebenarnya bukan sekali dua kali sih, begini. Sering banget banget banget malah. Awalnya saya iya-iya aja karena melihat di depan minimarket ada poster Unicef atau PMI atau peduli bencana. Tapi kok lama-lama begitu terus ya? Jadi minta disumbangin terus.
Apa ini modus selanjutnya setelah kembalian permen hilang?
Berhubung tadi saya sedang lapar
"Mba, yang 300-nya boleh disumbangin?"
"Emang kenapa Mas? Dari kemarin disumbangin mulu"
"Ini, Mba.. Kagak ada kembaliannya"
"Oh, gitu... Yaudah, kalau gak ada. Tapi kok dari kemarin kagak ada kembaliannya mulu"
Emm... Kesel? Iya, sih...
Tapi mendingan deh, petugasnya jujur kalau ternyata uang kembaliannya gak ada. Eh, tapi berarti sebelumnya saya dibohongin ya yang minta uangnya disumbangin itu? Huuuahahahahaseum.
Kalaupun saya kesal atau marah, bukan sama petugas minimarketnya, melainkan ke manajemennya. Bagaimana sih, masa uang receh tidak difasilitasi. Itu kan, hak konsumen. Kasihan kan, kalau karyawannya yang justru dicurigai atau diomelin konsumen terus. Hemm...
Setahun lalu, waktu sebuah mall paling wawawaw di Bekasi
Oh, iya... Satu lagi yang bikin saya bete karena kembalian recehnya gak ada. Celengan saya jadi lama penuhnya tuh! Huaaahhhh!!!! Hahaha....
Kalau teman-teman gimana? Ada yang punya pengalaman begini juga kah?
Wah, hampir tiap masuk mini market, pasti ditanya begitu, kalau ternyata harus kembalian. Aku jadi ingat sebuah cerita. Ternyata kembalian itu, di beberapa minimarket nggak ada tuh disumbangkan benar2 ke PMI atau apa? malah katanya, masuk ke kantong Ya*ud*. Ah, nggak atu deh seperti apa benarnya. Yang pasti, kalau mau nyumbang, lebih baik langsung sama sasarannya aja, tanpa mengurangi niat tulus kita :)
ReplyDeleteAsyiikk.. blog aku dikunjungi Mba Mira :D
DeleteWah, Mba Mira serem nihh bawa2 wahyudi.. Hehehe... Terlepas dari kemanapun uang tsb disumbangkan, pihak toko memang harus jujur ya mba tentang ketersediaan receh dan kemana uang tsb disumbangkan. Karena walau cuma cepe dua ratus, tapi itu kan hak konsumen :)
Kalo dulu aku sumbangin aja uang recehnya, karena rasa gengsi aku keluar. Nanti dikira orang lain aku cewe pelit dan perhitungan jika aku ga sumbangin. Mana dibelakang ada orang yang ngantri.
ReplyDeleteTapiii, suatu hari aku menghitung kumpulan receh yang aku kumpulkan dalam 7 tahun. Gilaaaa sudah terkumpul sampai 700rb!
Nah, sejak itulah aku pikir-pikir.. Buat apa si gengsi karena sumbangin recehnya di supermarket/mini market. Toh Uang receh itu kan memang "Hak" aku.
Kenapa nggak aku melakukan sendiri untuk mengadakan sumbangan ke korban bencana/ bagi-bagi nasi bungkus ke tukang becak/tukang sapu. Kenapa harus melalui mini market/supermarket segala..
Suatu ketika aku membagikan nasi bungkus ke mamang becak. Ternyata aksi sosial yang dilukan sendiri lebih menyenangkan karena kita bisa melihat senyumannya dan betapa bahagianya ketika mereka mengatakan "terimakasih".
www.aloha-bebe.com
Aku wes puwas banget sist dibilang perhitungan sama recehan, bahkan sama ibuku sendiri :D
DeleteGila ya banyak juga 700rb, sebanyak apa itu sisttt???? *mlongo*, aku dua bulan aja bisa dapet 30 ribu recehan. Kalau dikali setahun bisa 180rb. Dikali tujuh..... wah iya banyak juga sist.
oh saya baru tahu kalau ternyata bilang mau disumbangkan itu ternyata karena gak ada kembalian ya, aduh kalau gitu sama juga dengan pembohongan publik ya. Memang rada kesel, kalau gak ada kembalian buat saja harganya bulat sehingga gak perlu repot-repot mencari uang kembalian
ReplyDeleteIya mak, salah satu solusinya adalah memasang harga bulat (Seperti di warung klontong). Em... tapi malah jadi kemahalan/kemurahan gak ya?
Deletesaya juga sering ditanya seperti itu, malu kalo nolak hehe
ReplyDeletehhehehe... seperti tekanan sosial terkadang ya :D
Delete