Sambil jajan, saya menguping pembicaraan dua anak SD. Kalau dilihat dari usianya, mungkin sekitar kelas 3-4 SD. Mereka bergosip dengan serius. Salah satu anak SD tersebut mengeluh karena tingkah adiknya yang menyebalkan. Yang bikin saya kaget, anak SD tersebut sampai bilang :
Emang kamu mau punya adik kayak begitu?
Saya sebisa mungkin menahan tawa. Haduh, serius banget ya curhatan anak SD jaman sekarang. Hahaha... Sepertinya arus media membuat pikiran mereka lebih riweuh alias kompleks, sampai-sampai bisa merangkai kata yang mungkin tidak terpikirkan saat saya seumuran mereka.
Oke....
Bicara adik, saya punya dua adik laki-laki. Namanya Umar dan Ali, nama sahabat Rasulullah. Saya sempat protes karena cemburu kepada kedua orang tua saya. Kenapa saya dinamakan Widya? Kenapa tidak Fathimah? Aisyah kek*ceritanya iri, adik-adik kok namanya Islam, saya namanya Jawa*
Umar (kiri) Ali (kanan), giginya pada hilang Dokumentasi Pribadi |
Silisih umur saya dan Umar 3 tahun, saya dan Ali 7 tahun. Saat kecil, jangan ditanya kelakuan tiga bersaudara ini kayak apa, saling menindas satu sama lain. Umar senang sekali usil terhadap saya, saya sebal bukan main sama Umar. Umar menindas Ali, saya belain Ali dan berkomplot buat usilin Umar. Tetapi walaupun saya membela Ali, saya juga suka menyuruh-nyuruh Ali ini itu.
Kalau disuruh menyuapi Ali makan sore (saat kecil), makanan Ali justru saya yang makan. Maka jadilah Ali yang paling tertindas. Hehehe....
Difoto saja Ali masih tertindas hahaha Dokumentasi Pribadi |
Saat sudah besar...
Sekarang kami bertiga sudah besar, Umar mendapatkan beasiswa berkuliah di Universitas Negeri Semarang mengambil jurusan Penjaskesrek. Ali sudah kelas 3 SMA, saat ini sedang mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional dan seleksi masuk PTN. Apakah kami masih sering perang dunia seperti saat kecil dulu? Alhamdulillah sudah tidak pernah lagi.
Mungkin karena pertemuan yang jarang (adik di luar kota), kami semua di rumah juga sudah sibuk dengan aktivitas masing-masing. Karena kami bertiga suka ke bioskop, kami senang kalau nonton bersama, setidaknya saat Umar libur kuliah kami menonton bersama sekali. Pernah suatu ketika kami nonton film drama Indonesia, dan satu teater hanya isi kami bertiga.
Makan Sroto Misdar bareng sepupu.Umar (baju merah), Ali yang pegang tongsis (kanan bawah) Yang ujung kanan ibu negara, gak masuk hitungan anak muda :D |
Dari kiri ke kanan : Ali, Widy, Umar Dokumentasi Keluarga Eyang Khuderi pas Lebaran 2014 |
Sudah besar, sudah gak berantem lagi. Semoga sampai dewasa kelak pun hubungan kami selalu baik sehingga bisa membuat keluarga dan orang tua senang.
No comments :
Post a Comment