Pengalaman Memakai Baju Pengantin Bekasi Asli

Foto bersama adik, ibunda, suami, dan bapak & ibu mertua

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dari dulu cuma kepinginan doang pakai baju pengantin Bekasi, at least ya Betawi lah. Iya, kepinginan soalnya gak tahu bakal dapet jodoh orang mana. Belum lagi keluarga saya kan, Jawa tulen. Kebayangnya pasti saat saya nikah, keluarga kepingin pakai adat Jawa. 

Kecintaan saya terhadap budaya Bekasi muncul sejak masa kuliah. Gimana gak cinta, kampus saya memang menanamkan local wisdom Bekasi yang kuat kepada mahasiswanya. Saya pun menjadi delegasi Kota Bekasi untuk Indonesia Youth Forum 2013, aktif di Bekasi Urban City juga saat kuliah. Eh... ternyata malah dapet suami orang Bekasi. Inikah namanya mestakung? :D

Bekasi apa Betawi?

Sebenarnya Bekasi dan Betawi beda sih, walau budaya nyrempet-nyrempetnya sama. Orang wilayahnya sebelahan. Hahaha... Yaudah, pokoknya (hampir) serupa tapi tak sama. Orang bahasanya aja beda.

Tetapi dari buku Sejarah dan Budaya Kota Bekasi karya dosen saya Bapak Andi Sopandi, M.Si, pakaian pengantin khas Bekasi memang terbuat dari bahan beludru berwarna merah darah (merah, agak sedikit gelap). Lelakinya memakai jubah dan baju sadariya, perempuannya memakai sanggul konde yang tertancap gembang goyang, jago-jagoan, atau ayam-ayaman bertangkai panjang. Bila pengantin perempuan bergerak, maka hiasan kepalanya juga ikut bergoyang. Yiihaaa... *loh

Balada Mencari Tukang Rias

Mas carikan dekor & rias orang asli Bekasi, dari Cikunir tepatnya. Namanya sanggar H. Toin Putra Bekasi yang udah eksis sejak 1970 (wew!). Tadinya sempet waswas dicariin vendor dekor dan rias tradisional gitu, gak yang modern. Duh, bagus gak ya hasilnya? Medhok gak ya? Segala ketakutan ada deh!

Pas fitting malah Bu Haji yang punya sanggar rias nawarin, "Mau pake adat Betawi, neng? Ibu ada nih, baju. Spesial. Asli Betawi. Gak ibu tawarin sembarangan, soalnya banyak aksesorisnya".

Baju Betawi asli (kata Bu Hajinya) terbuat dari bahan beludru merah. Sama kayak Jawa ya, beludru. Sama persis juga kayak yang ada di buku Pak Andi. Dengan jubah, cadar emas, dan hiasan kepala. Ini baju juga udah puluhan tahun tapi masih tersimpan rapi.

Pas dipake? Jangan tanya.... beraaattt kepalaaaa hahahaha. Gak kebayang temen yang pake suntiang. Segini aja udah penat kepala (cemen ya widy). Mau salaman sama orang berasa semua kepala mau jatoh ke depan. Wakakakakaka :D

Kata Bu Haji, perhiasan aslinya itu dari perunggu. Karena mahal dan riskan kalau disewakan, jadi diganti dengan perhiasan replika (yah..). Baju yang kelihatannya hanya dress sekali masuk ini gak sekali makenya, gaes... Ada dress dasar, yang buat pundak plus jubah terpisah, yang buat hiasan di dada itu juga terpisah,. Bajunya full manik-manik. Sangat gemerlap. WHAOW!

Gak heran orang pasti bilang "Widy gemukan iiihhh" pas pakai baju ini.

Ya gimana gak gemukan, beludrunya aja 3 lapis, kepala berat, pipi tembem. Komplit kan? Hahahaha

Walaupun dengan segala kondisi yang gimana gimana....... Saya tetap puas dengan baju-baju dan make-upnya. Huehehehe.... Alhamdulillah kesampean juga pakai cadar-cadar emas gitu. Hihihihi....

Foto ala-ala pengantin
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Saat cadar emasnya dibuka, langsung tembem hahahaa
Sumber : Dokumentasi Pribadi 

Yang mau kepo sama tempat rias dan dekornya (harga leh uga loh, recommended. Ngiter-ngiter nyari paket dekor, rias, foto, yang harga dan fasilitasnya yang paling oke ya ini) :

Sanggar Bpk. H. Toin (Putra Bekasi)

Jl. Cikunir Raya Kp. Jaha No.29

Jatimekar, Jatiasih, Bekasi